Arti kata ‘Islam’ adalah ‘tunduk’, yaitu
tunduk kepada Allah. Seorang Muslim adalah seorang yang sudah tunduk.
Agama ini muncul di Semenanjung Arab pada awal abad ke tujuh, namun
menurut kepercayaan kaum Muslim, agama ini adalah agama para nabi mulai
dari nabi Adam hingga nabi Muhammad.
Sebelum datangnya Islam, Arab didominasi
oleh suku-suku kafir berbahasa Arab yang menyembah berbagai macam dewa.
Di tengah-tengah suku kafir Arab ini, hidup pula komunitas Yahudi yang
tinggal di berbagai kota perdagangan, dan membawa bersama mereka para
rabi, kitab suci dan sinagoganya. Di samping itu, ada juga sejumlah
masyarakat Kristen yang tinggal di situ. Karena itulah orang kafir Arab
bisa mendapatkan pengetahuan (meskipun barangkali menyimpang) tentang
kepercayaan Kristen dan Yahudi.
Pada masa itu, Arabia terletak di antara dua kerajaan superpower.
Di sebelah barat terdapat Kekaisaran Kristen Byzantium, dan di sebelah
timur, Kekaisaran Zoroaster Persia. Kedua kerajaan ini terlibat dalam
konflik bersenjata yang berkepanjangan.
Di bagian barat Arabia terdapat kota
Mekah yang makmur, sebuah pusat perdagangan penting yang terkenal dengan
kuil penyembahan berhalanya yang disebut Kaabah. Bangunan menyerupai
kubus ini adalah pusat pemujaan batu-batu suci termasuk ‘Batu Hitam’,
yang disebut-sebut jatuh dari surga, dan ditempatkan di sudut timur
Kaabah. Kaabah adalah pusat ziarah tahunan bagi suku-suku di seluruh
Arabia.
Belakangan hari, bagi kaum Muslim, masa pra-Islam ini disebut jaman kebodohan (jahiliyah) dan dipandang sebagai jaman barbar, tak bermoral dan dipenuhi dengan penyembahan berhala.
MUHAMMAD
Awal Kehidupannya
Tulisan terdini tentang kehidupan
Muhammad ditulis paling tidak 150 tahun sesudah kematiannya. Semua
narasumber berasal dari kaum Muslim, dan tidak ada bukti pendukung dari
luar (yaitu dari pihak non-Muslim).
Menurut sumber-sumber ini, Muhammad lahir
di Mekah tahun 570 atau 571 M, beberapa bulan setelah kematian ayahnya
Abdullah. Keluarganya, meskipun miskin, termasuk dalam suku Quraisy yang
dihormati, yang merupakan pengawas Kaabah. Ibunya Aminah meninggal
dunia ketika ia berumur enam tahun, dan anak laki-laki kecil ini
kemudian dibesarkan oleh paman dari pihak ayahnya, Abu Talib, yang
membawanya dalam sejumlah perjalanan perdagangan yang panjang ke Syria,
yang pada saat itu masih merupakan negara Kristen.
Saat Muhammad tumbuh menjadi pemuda, ia
bekerja pada Khadijah, seorang janda kaya, mengurusi barang-barang
dagangannya. Meskipun wanita itu lebih tua lima belas tahun, Muhammad
menikahinya ketika berumur dua puluh lima. Pernikahan itu membuahkan
tujuh orang anak (tiga laki-laki dan empat wanita), semuanya meninggal
di usia muda, kecuali seorang anak wanita, Fatima, yang menjadi istri
Ali bin Abu Talib (sepupu Muhammad) dan ibunda dari Hasan dan Husein.
Khadijah meninggal dunia dua puluh lima tahun kemudian. Setelah kematian
Khadijah, Muhammad menikahi dua belas orang isteri lagi, dengan
demikian ia mensahkan poligami.
Kehidupan Selanjutnya dan Panggilannya
Lewat pernikahannya, Muhammad menjadi
orang penting sehingga ia bisa memiliki waktu untuk merenungkan hal-hal
religius tanpa terganggu. Sekitar tahun 610, ketika Muhammad berumur
sekitar 40, ia menjadi sangat prihatin terhadap teman-teman sebangsanya
yang tidak beragama, dan mulai sering mengunjungi sebuah gua di lereng
Gunung Hirah, kira-kira tiga mil dari Mekah, untuk bermeditasi. Selama
periode meditasi ini, beberapa kali dia mengalami kesurupan; di mana
dalam kondisi ini ia dipercaya mendapat penglihatan dari mahluk surgawi,
yang belakangan diidentifikasi sebagai malaikat Jibril, yang
menyampaikan pesan-pesan dari Allah agar diberitakan kepada umat
manusia. Pesan-pesan ini dikumpulkan oleh para pengikutnya dan kemudian
dituliskan hingga membentuk Quran.
Banyak perdebatan yang terjadi mengenai
keaslian pengalaman Muhammad dalam gua dan keabsahan ‘kenabian’nya. Bagi
umat Kristen ia tidak dapat diakui sebagai seorang nabi karena
ajaran-ajarannya bertentangan dengan ajaran Alkitab dan karena Kristus
adalah wahyu Allah yang terakhir bagi umat manusia.
Muslim Mula-mula
Pengikut awal Muhammad mulanya adalah
anggota keluarganya sendiri. Mereka terdiri dari istrinya Khadijah,
menantu sekaligus sepupunya Ali bin Abu Talib, dan Zaid, anak angkatnya
yang sebelumnya adalah budak pemberian Khadijah untuk Muhammad. Orang
dewasa pertama di luar keluarganya yang mengakui Islam adalah Abu Bakar,
seorang pedagang kaya, yang merupakan pengikut mula-mula yang penting.
PELARIAN MUHAMMAD KE MADINAH DAN PERKEMBANGAN AJARANNYA
Sebagian besar penduduk Mekah menolak
ajaran Muhammad tentang satu Allah yang benar. Sejumlah mereka
menganggapnya kerasukan setan. Perseteruan ini kemudian berkembang
menjadi penganiayaan terhadap Muhammad dan kelompok kecil pengikutnya.
Namun demikian pemeluk agama Islam semakin bertambah, dan jumlah Muslim
meningkat hingga kira-kira lima puluh orang pada periode 610 – 613.
Dalam menghadapi oposisi, Muhammad
memutuskan untuk meninggalkan Mekah. Mula-mula dia mengirim sejumlah
pengikutnya untuk mencari suaka di kerajaan Kristen Abysinia (Etiopia),
namun ia sendiri tinggal di Yathrib, sebuah kota yang berjarak 250 mil
di sebelah utara Mekah, yang sekarang disebut Madinah (secara harafiah
artinya ‘kota’, yaitu kota Nabi). Penduduk Madinah menerima Muhammad dan
ajarannya dengan baik. Sekelompok orang Madinah yang sudah bertemu
dengan dia dan yang menerima apa yang dinyatakannya bahkan mengundang
dia ke kota mereka dan menyiapkan penduduk lainnya menjelang
kedatangannya. Penduduk Madinah yang sudah lelah dengan konflik internal
berkepanjangan, sangat antusias untuk memiliki seorang pemimpin yang
kuat yang bisa mempersatukan mereka. Lagipula, orang Yahudi dan orang
Kristen saat itu bersimpati kepada ajaran Muhammad karena penekanannya
pada ke-esaan Allah dan ajaran yang menentang penyembahan berhala.
Kepindahan Muhammad dari Mekah ke Madinah terjadi pada tahun 622. Pelarian ini atau hijrah (migrasi)
menjadi titik balik bagi karir Muhammad, dan kemudian ini ditetapkan
sebagai permulaan kalender Muslim (lihat hal. 17). Pada tahun 624,
tentara Muhammad memperoleh kemenangan yang menentukan melawan suku
Quraisy dalam Perang Badar. Ini merupakan pertempuran terbukanya yang
pertama. Strategi Muhammad untuk membagikan jarahan kepada tentaranya
mendorong sejumlah suku untuk berperang di pihaknya sehingga membuatnya
menang di atas angin. Setelah perang Badar, perang atas dasar agama
disahkan, pada mulanya hanya untuk membela diri, namun belakangan
digunakan juga untuk menyerang. Selanjutnya jihad bukan lagi sekedar
diterima tetapi ditetapkan menjadi kewajiban agama bagi umat Muslim.
Awalnya Muhammad mengakui validitas iman
Yahudi dan Kristen, karena ia puas sebagai nabi yang memberitakan kepada
kaumnya saja. Yerusalem dipilih sebagai kiblat saat seorang Muslim
sedang sembahyang, dan dia mengadopsi beberapa kebiasaan orang Yahudi.
Namun kemudian terjadi perselisihan ketika suku-suku Yahudi menolak
menganggapnya sebagai nabi sejati maupun mempraktekkan kebiasaan Islam.
Merasa terganggu oleh hal ini, Muhammad mulai menegaskan kemutlakan
wahyu yang telah diberikan kepadanya, dan mengklaim bahwa itu adalah
pembaharuan dari agama yang dianut oleh Abraham. Dengan jalan ini dia
berhenti dari usaha merekonsiliasi Islam dengan Yudaisme. Komunitas
Muslim selanjutnya diperintahkan untuk menghadap ke Kaabah di Mekah
ketika sembahyang, bukan lagi ke arah Yerusalem seperti sebelumnya.
Pada masa Muhammad di Madinah, doktrinnya
mulai berbentuk. Bukan hanya kiblat doa, namun bagian-bagian lain dari
ajarannya juga ikut diubah. Di Madinah, ia mulai mengajarkan bahwa Quran
adalah wahyu terakhir yang paling sempurna. Waktu sembahyang harian
yang didahului dengan wudhu juga sekarang diwajibkan. Jumat ditentukan
sebagai hari untuk sembahyang bersama di mesjid. Bulan puasa tahunan
juga ditetapkan.
Di Madinah, Muhammad menjadi penguasa
sekaligus pemerintah, hakim agung dan komandan militer. Seiring dengan
kekuasaan dan pengaruhnya yang semakin meningkat, demikian juga
peperangannya semakin meluas. Dalam kurun sepuluh tahun setelah hijrah,
tentara Muslim berhasil menaklukkan seluruh Arabia dan menjadikan Islam
sebagai agama utama di sana. Muhammad adalah orang pertama yang
menyatukan suku-suku Arab menjadi satu bangsa. Dia meninggal pada tahun
632 di usia sekitar 62 tahun.
HADITS DAN SUNNAH
Riwayat hidup Muhammad tercatat di sejumlah tradisi (hadits),
yang menjadi sumber informasi sangat penting dari Islam, kedua
terpenting setelah Quran sendiri. Hadits berisi teladan Muhammad dan
para pengikutnya yang mula-mula, baik perkataan maupun perbuatan (sunnah-nya,
yaitu kebiasaan dan cara hidupnya), yang memberi petunjuk mengenai
berbagai instruksi detil tentang praktek keagamaan dan kehidupan
sehari-hari bagi umat Muslim.
Tradisi itu diturunkan secara lisan
selama beberapa generasi, baru akhirnya (tidak kurang dari 150 tahun
setelah kematian Muhammad) hadits-hadits ini dikumpulkan dan ditulis
oleh sejumlah ulama Muslim. Setiap penulis membuat koleksinya sendiri,
dan setiap hadits memiliki rangkaian nama orang-orang yang menceritakan
kisahnya. Beberapa tradisi dianggap lebih bisa dipercaya daripada yang
lainnya. Menurut Muslim Sunni, ada enam salinan yang sah. Kaum Syiah
memiliki koleksi mereka sendiri.
Thinkpad X1 Titanium: A Practical Analysis for Gaming
BalasHapusThinkpad X1 camillus titanium Titanium is a new titanium granite countertops and improved piece of hardware by titanium forging IGT-Titan, Inc. titanium solvent trap That's why it was designed can titanium rings be resized for the gaming market.