Senin, 17 September 2012

Asal Usul Islam


Arti kata ‘Islam’ adalah ‘tunduk’, yaitu tunduk kepada Allah. Seorang Muslim adalah seorang yang sudah tunduk. Agama ini muncul di Semenanjung Arab pada awal abad ke tujuh, namun menurut kepercayaan kaum Muslim, agama ini adalah agama para nabi mulai dari nabi Adam hingga nabi Muhammad.
Sebelum datangnya Islam, Arab didominasi oleh suku-suku kafir berbahasa Arab yang menyembah berbagai macam dewa. Di tengah-tengah suku kafir Arab ini, hidup pula komunitas Yahudi yang tinggal di berbagai kota perdagangan, dan membawa bersama mereka para rabi, kitab suci dan sinagoganya. Di samping itu, ada juga sejumlah masyarakat Kristen yang tinggal di situ. Karena itulah orang kafir Arab bisa mendapatkan pengetahuan (meskipun barangkali menyimpang) tentang kepercayaan Kristen dan Yahudi.
Pada masa itu, Arabia terletak di antara dua kerajaan superpower. Di sebelah barat terdapat Kekaisaran Kristen Byzantium, dan di sebelah timur, Kekaisaran Zoroaster Persia. Kedua kerajaan ini terlibat dalam konflik bersenjata yang berkepanjangan.
Di bagian barat Arabia terdapat kota Mekah yang makmur, sebuah pusat perdagangan penting yang terkenal dengan kuil penyembahan berhalanya yang disebut Kaabah. Bangunan menyerupai kubus ini adalah pusat pemujaan batu-batu suci termasuk ‘Batu Hitam’, yang disebut-sebut jatuh dari surga, dan ditempatkan di sudut timur Kaabah. Kaabah adalah pusat ziarah tahunan bagi suku-suku di seluruh Arabia.
Belakangan hari, bagi kaum Muslim, masa pra-Islam ini disebut jaman kebodohan (jahiliyah) dan dipandang sebagai jaman barbar, tak bermoral dan dipenuhi dengan penyembahan berhala.



MUHAMMAD 
Awal Kehidupannya
Tulisan terdini tentang kehidupan Muhammad ditulis paling tidak 150 tahun sesudah kematiannya. Semua narasumber berasal dari kaum Muslim, dan tidak ada bukti pendukung dari luar (yaitu dari pihak non-Muslim).
Menurut sumber-sumber ini, Muhammad lahir di Mekah tahun 570 atau 571 M, beberapa bulan setelah kematian ayahnya Abdullah. Keluarganya, meskipun miskin, termasuk dalam suku Quraisy yang dihormati, yang merupakan pengawas Kaabah. Ibunya Aminah meninggal dunia ketika ia berumur enam tahun, dan anak laki-laki kecil ini kemudian dibesarkan oleh paman dari pihak ayahnya, Abu Talib, yang membawanya dalam sejumlah perjalanan perdagangan yang panjang ke Syria, yang pada saat itu masih merupakan negara Kristen.
Saat Muhammad tumbuh menjadi pemuda, ia bekerja pada Khadijah, seorang janda kaya, mengurusi barang-barang dagangannya. Meskipun wanita itu  lebih tua lima belas tahun, Muhammad menikahinya ketika berumur dua puluh lima. Pernikahan itu membuahkan tujuh orang anak (tiga laki-laki dan empat wanita), semuanya meninggal di usia muda, kecuali seorang anak wanita, Fatima, yang menjadi istri Ali bin Abu Talib (sepupu Muhammad) dan ibunda dari Hasan dan Husein. Khadijah meninggal dunia dua puluh lima tahun kemudian. Setelah kematian Khadijah, Muhammad menikahi dua belas orang isteri lagi, dengan demikian ia mensahkan poligami.
Kehidupan Selanjutnya dan Panggilannya
Lewat pernikahannya, Muhammad menjadi orang penting sehingga ia bisa memiliki waktu untuk merenungkan hal-hal religius tanpa terganggu. Sekitar tahun 610, ketika Muhammad berumur sekitar 40, ia menjadi sangat prihatin terhadap teman-teman sebangsanya yang tidak beragama, dan mulai sering mengunjungi sebuah gua di lereng Gunung Hirah, kira-kira tiga mil dari Mekah, untuk bermeditasi. Selama periode meditasi ini, beberapa kali dia mengalami kesurupan; di mana dalam kondisi ini ia dipercaya mendapat penglihatan dari mahluk surgawi, yang belakangan diidentifikasi sebagai malaikat Jibril, yang menyampaikan pesan-pesan dari Allah agar diberitakan kepada umat manusia. Pesan-pesan ini dikumpulkan oleh para pengikutnya dan kemudian dituliskan hingga membentuk Quran.
Banyak perdebatan yang terjadi mengenai keaslian pengalaman Muhammad dalam gua dan keabsahan ‘kenabian’nya. Bagi umat Kristen ia tidak dapat diakui sebagai seorang nabi karena ajaran-ajarannya bertentangan dengan ajaran Alkitab dan karena Kristus adalah wahyu Allah yang terakhir bagi umat manusia.
Muslim Mula-mula
Pengikut awal Muhammad mulanya adalah anggota keluarganya sendiri. Mereka terdiri dari istrinya Khadijah, menantu sekaligus sepupunya Ali bin Abu Talib, dan Zaid, anak angkatnya yang sebelumnya adalah budak pemberian Khadijah untuk Muhammad. Orang dewasa pertama di luar keluarganya yang mengakui Islam adalah Abu Bakar, seorang pedagang kaya, yang merupakan pengikut mula-mula yang penting.

PELARIAN MUHAMMAD KE MADINAH DAN PERKEMBANGAN AJARANNYA
Sebagian besar penduduk Mekah menolak ajaran Muhammad tentang satu Allah yang benar. Sejumlah mereka menganggapnya kerasukan setan. Perseteruan ini kemudian berkembang menjadi penganiayaan terhadap Muhammad dan kelompok kecil pengikutnya. Namun demikian pemeluk agama Islam semakin bertambah, dan jumlah Muslim meningkat hingga kira-kira lima puluh orang pada periode 610 – 613.
Dalam menghadapi oposisi, Muhammad memutuskan untuk meninggalkan Mekah. Mula-mula dia mengirim sejumlah pengikutnya untuk mencari suaka di kerajaan Kristen Abysinia (Etiopia), namun ia sendiri tinggal di Yathrib, sebuah kota yang berjarak 250 mil di sebelah utara Mekah, yang sekarang disebut Madinah (secara harafiah artinya ‘kota’, yaitu kota Nabi). Penduduk Madinah menerima Muhammad dan ajarannya dengan baik. Sekelompok orang Madinah yang sudah bertemu dengan dia dan yang menerima apa yang dinyatakannya bahkan mengundang dia ke kota mereka dan menyiapkan penduduk lainnya menjelang kedatangannya. Penduduk Madinah yang sudah lelah dengan konflik internal berkepanjangan, sangat antusias untuk memiliki seorang pemimpin yang kuat yang bisa mempersatukan mereka. Lagipula, orang Yahudi dan orang Kristen saat itu bersimpati kepada ajaran Muhammad karena penekanannya pada ke-esaan Allah dan ajaran yang menentang penyembahan berhala.
Kepindahan Muhammad dari Mekah ke Madinah terjadi pada tahun 622. Pelarian ini atau hijrah (migrasi) menjadi titik balik bagi karir Muhammad, dan kemudian ini ditetapkan sebagai permulaan kalender Muslim (lihat hal. 17). Pada tahun 624, tentara Muhammad memperoleh kemenangan yang menentukan melawan suku Quraisy dalam Perang Badar. Ini merupakan pertempuran terbukanya yang pertama. Strategi Muhammad untuk membagikan jarahan kepada tentaranya mendorong sejumlah suku untuk berperang di pihaknya sehingga membuatnya menang di atas angin. Setelah perang Badar, perang atas dasar agama disahkan, pada mulanya hanya untuk membela diri, namun belakangan digunakan juga untuk menyerang. Selanjutnya jihad bukan lagi sekedar diterima tetapi ditetapkan menjadi kewajiban agama bagi umat Muslim.
Awalnya Muhammad mengakui validitas iman Yahudi dan Kristen, karena ia puas sebagai nabi yang memberitakan kepada kaumnya saja. Yerusalem dipilih sebagai kiblat saat seorang Muslim sedang sembahyang, dan dia mengadopsi beberapa kebiasaan orang Yahudi. Namun kemudian terjadi perselisihan ketika suku-suku Yahudi menolak menganggapnya sebagai nabi sejati maupun mempraktekkan kebiasaan Islam. Merasa terganggu oleh hal ini, Muhammad mulai menegaskan kemutlakan wahyu yang telah diberikan kepadanya, dan mengklaim bahwa itu adalah pembaharuan dari agama yang dianut oleh Abraham. Dengan jalan ini dia berhenti dari usaha merekonsiliasi Islam dengan Yudaisme. Komunitas Muslim selanjutnya diperintahkan untuk menghadap ke Kaabah di Mekah ketika sembahyang, bukan lagi ke arah Yerusalem seperti sebelumnya.
Pada masa Muhammad di Madinah, doktrinnya mulai berbentuk. Bukan hanya kiblat doa, namun bagian-bagian lain dari ajarannya juga ikut diubah. Di Madinah, ia mulai mengajarkan bahwa Quran adalah wahyu terakhir yang paling sempurna. Waktu sembahyang harian yang didahului dengan wudhu juga sekarang diwajibkan. Jumat ditentukan sebagai hari untuk sembahyang bersama di mesjid.  Bulan puasa tahunan juga ditetapkan.
Di Madinah, Muhammad menjadi penguasa sekaligus pemerintah, hakim agung dan komandan militer. Seiring dengan kekuasaan dan pengaruhnya yang semakin meningkat, demikian juga peperangannya semakin meluas. Dalam kurun sepuluh tahun setelah hijrah, tentara Muslim berhasil menaklukkan seluruh Arabia dan menjadikan Islam sebagai agama utama di sana. Muhammad adalah orang pertama yang menyatukan suku-suku Arab menjadi satu bangsa. Dia meninggal pada tahun 632 di usia sekitar 62 tahun.

HADITS DAN SUNNAH
Riwayat hidup Muhammad tercatat di sejumlah tradisi (hadits), yang menjadi sumber informasi sangat penting dari  Islam, kedua terpenting setelah Quran sendiri. Hadits berisi teladan Muhammad dan para pengikutnya yang mula-mula, baik perkataan maupun perbuatan (sunnah-nya, yaitu kebiasaan dan cara hidupnya), yang memberi petunjuk mengenai berbagai instruksi detil tentang praktek keagamaan dan kehidupan sehari-hari bagi umat Muslim.
Tradisi itu diturunkan secara lisan selama beberapa generasi, baru akhirnya (tidak kurang dari 150 tahun setelah kematian Muhammad) hadits-hadits ini dikumpulkan dan ditulis oleh sejumlah ulama Muslim. Setiap penulis membuat  koleksinya sendiri, dan setiap hadits memiliki rangkaian nama orang-orang yang menceritakan kisahnya. Beberapa tradisi  dianggap lebih bisa dipercaya daripada yang lainnya. Menurut Muslim Sunni, ada enam salinan yang sah. Kaum Syiah memiliki koleksi mereka sendiri.

1 komentar:

  1. Thinkpad X1 Titanium: A Practical Analysis for Gaming
    Thinkpad X1 camillus titanium Titanium is a new titanium granite countertops and improved piece of hardware by titanium forging IGT-Titan, Inc. titanium solvent trap That's why it was designed can titanium rings be resized for the gaming market.

    BalasHapus